Membahas tentang bisnis tanaman hias seolah tidak pernah ada habisnya. Ada kalanya muncul kejutan dimana jenis tanaman hias tertentu tiba-tiba ramai dicari dan dibanderol dengan harga tinggi. Majalah ini beberapa kali membahas mengenai potensi bisnis tanaman ini, semisal Sansiviera yang masuk dalam kategori tanaman hias daun. Ada juga keindahan Adenium yang dikenal sebagai tanaman hias bunga.
Diluar dua kategori tanaman tadi, kita mengenal Bromelia yang termasuk sebagai tanaman hias daun sekaligus bunga. Pesona keindahan daun dan bunga bromelia tetap menyimpan daya tarik. Sebab, dibandingkan dengan tanaman-tanaman hias lain yang pernah menggegerkan jagad tanaman hias, tanaman yang fosilnya pertama kali ditemukan di Costa Rica, Amerika Tengah, ini tidak pernah mengalami booming. Sehingga, harganya pun tidak pernah bergeser dari Rp25 ribu sampai jutaan rupiah, tergantung pada jenis, ukuran, dan kelangkaannya.
Bromelia juga mempunyai aneka bentuk, warna daun, dan penampilan bunga yang sangat indah. Selain itu, tanaman ini memiliki lebih dari 3.000 jenis dan masing-masing jenis “melahirkan” ribuan jenis yang lain, baik yang berbunga maupun tidak. Untuk beberapa jenis bromelia yang memiliki bunga, bunganya akan terus segar selama rata-rata 1,5 bulan. Sementara yang hanya berupa rangkaian daun, rata-rata memiliki 40 helai daun yang ujungnya melengkung dan terdiri dari sedikitnya dua warna.
“Memang harga bromelia tidak ‘segila’ anthurium, misalnya. Tapi, dalam pemakaiannya langsung ke user. Dalam arti, kita bisa menggunakan bromelia sebagai indoor plant maupun outdoor plant atau penghias taman. Di samping itu, beberapa jenis bromelia juga dapat ditempatkan atau dikembangbiakkan dalam lahan yang sempit. Berbeda dengan anthurium, yang karena berukuran besar, maka tidak cocok digunakan sebagai penghias taman,” kata Ade Indra Nova, pemilik Harry’s Bromeliad Nursery.
Sebenarnya, Harry’s Bromeliad Nursery yang berdiri tahun 1974 ini, memulai bisnis tanaman hias dari pembibitan anggrek, khususnya. Ketika melihat adanya peluang pada tanaman bromelia, nursery yang terletak di kawasan Cilandak, Jakarta Selatan ini, pada tahun 1989 melakukan diversifikasi. Di samping itu, nursery yang memiliki 100 jenis bromelia ini juga menyediakan layanan membuat lanskap, dengan bromelia sebagai bahan baku utamanya.
“Untuk bromelia khusus lanskap, kami lebih banyak menggunakan bromelia yang banyak daunnya. Karena, mereka mampu bertahan lama dan tahan panas. Kami membanderolnya dengan harga Rp50 ribu−400 ribu per pohon, sedangkan untuk bromelia yang ada bunganya kami patok dengan harga Rp20 ribu−Rp75 ribu untuk setiap pohonnya,” ucap Ade, generasi kedua dalam bisnis ini.
Sekadar informasi, sejauh ini, Harry’s Bromeliad Nursery telah melayani pembuatan lanskap di rumah-rumah di seluruh Jabodetabek seluas 500 m²−1.000 m². Sementara dari penjualan bromelia saja, nursery yang pernah menciptakan sejarah dengan menjual bromelia seharga Rp1,5 juta/pohon ini, membukukan omset rata-rata Rp50 juta/bulan.
Keunggulan lain dari tanaman yang juga sering dijuluki nanas-nanasan atau pisang-pisangan, karena beberapa jenis di antaranya memiliki bract (gagang daun) seperti nanas atau pisang ini, mudah diperbanyak baik dengan akar, biji, maupun anakan. Dalam hal ini, Harry’s Bromeliad Nursery yang berdiri di atas lahan seluas 1 ha memilih menggunakan anakan. Mengingat, cara tersebut dirasa lebih mudah dan cepat dibandingkan dengan menggunakan biji, serta hasilnya sama dengan induknya dan tingkat kegagalannya sangat jarang.
“Siklus hidup bromelia dimulai dari penanaman indukan, lalu 1−2 tahun kemudian induk bromelia akan berbunga. Selanjutnya, dari bunga akan tumbuh anakan. Tapi jangka waktu itu tidak dapat dijadikan patokan, lantaran beberapa jenis bromelia lain baru berbunga setelah 3−4 tahun ditanam. Bahkan, ada juga yang lebih daripada itu. Sehingga dibutuhkan waktu yang relatif lama untuk bisa memperoleh anakannya. Di samping itu, beberapa jenis bromelia, langsung ‘beranak’ tanpa perlu harus berbungan dulu,” jelas kelahiran Jakarta 2 November 1979 ini.
Setelah cukup umur, yang ditandai dengan performa yang bagus, anakan harus dipisahkan dari indukannya untuk dijual atau dijadikan indukan. Sementara, sesaat setelah dipisahkan, secara alamiah si induk akan mati. “Jadi, kalau dikatakan bahwa bromelia mampu bertahan hidup hingga puluhan tahun agak susah menjabarkannya. Sebab, masa hidup induk bromelia diteruskan oleh anak, cucu, dan keturunan-keturunan selanjutnya,” ungkapnya.
Dengan kata lain, menurut Ade, berbeda dengan tanaman-tanaman hias pada umumnya, bromelia tidak dapat diketahui dengan pasti kapan akan berbunga, kapan akan “beranak”, dan sebagainya. “Mungkin hal ini disebabkan oleh banyak faktor, seperti perawatan, penggunaan pupuk, cuaca, lingkungan, dan lain-lain. Terlebih lagi, bromelia mempunyai jenis yang terlalu banyak di mana masing-masing memiliki karaketistik tersendiri,” ujarnya.
Sementara sebagai tanaman tropis sekaligus subtropis, bromelia cukup disirami dua kali seminggu. Bahkan, jika sedang musim penghujan, tanaman yang namanya diambil dari nama seorang ahli botani asal Swedia yaitu Olof Ole Bromell ini, tidak perlu disirami sama sekali. Karena, “ketiak-ketiak” daunnya selalu digenangi air yang ditampungnya secara alamiah, ketika sedang disirami atau terkena air hujan.
Untuk media tanamnya, dapat menggunakan berbagai media tanam kecuali tanah. Sebab, tanah mengandung nematoda (sejenis cacing tanah, red.), salah satu musuh tanaman yang kadang-kadang juga dipanggil dengan nama Bromeliad atau bromeliaceae ini. Di samping itu, tanaman ini juga tergolong tanaman epifit atau tanaman yang menempel/tinggal/hidup di pohon lain, tapi tidak merugikan pohon tersebut. Sekadar informasi, tanaman lain yang termasuk jenis epifit yaitu anggrek, paku-pakuan, dan lain-lain.
Prospeknya? “Prospek bromelia lebih bagus daripada tanaman-tanaman hias lain yang pernah booming. Karena, pemakaiannya langsung ke user. Di sisi lain, peminatnya selalu ada,” pungkasnya.
Sumber : www.pengusahaindonesia.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar