Kamis, 12 September 2013

Kemuning, Tanaman Obat atau Hias?



 
Sebagian penggemar tanaman hias tak percaya kalau kemuning yang cantik itu ternyata juga mempunyai khasiat untuk kesehatan. Lucunya, sebagian penggemar tanaman herbal juga tak percaya kalau kemuning bisa dijadikan tanaman hias, bahkan dibonsaikan.
YA, kemuning (Murraya paniculata [L] Jack) kini sedang menjadi buah bibir, setidaknya di kalangan pelaku agribisnis. Hal ini terekam dalam beberapa pembicaraan di forum agromania.
Beberapa pedagang pengepul, bahkan eksportir, mengirim email dalam mailist agromania. Mereka membutuhkan daun maupun bunga kemuning dalam jumlah besar, untuk dipasok ke pedagang besar atau diolah menjadi aneka produk herbal.
Sebenarnya khasiat obat pada tanaman kemuning sudah diketahui sejak lama. Bahkan beberapa pakar di negeri ini sudah melakukan penelitian terhadap potensinya sebagai tanaman obat.
Hasil penelitian Ika Murni Sugiarti (Jurusan Biologi FMIPA Unair, 1990) membuktikan bahwa infus daun kemuning bisa menurunkan berat badan secara signifikan.
Infus daun kemuning juga mampu memberikan efek analgesik (Pudjiastuti dkk, 1989). Daun tanaman ini juga teruji bisa memberikan efek antiinflamasi (Jurusan Farmasi FMIPA UI, 1995).
Tanaman Hias
Tetapi harus diakui, kemuning lebih dulu dikenal sebagai tanaman hias. Bahkan kecantikannya diabadikan sebagai judul lagu yang pernah dipopularkan oleh Grace Simon pada tahun 1970-an. ’’Warnamu abadi, ciptaan Ilahi....’’
Dulu, kemuning tumbuh liar di semak belukar dan tepi hutan. Kini sudah banyak orang yang menanamnya, baik sebagai tanaman hias maupun tanaman pagar.
Tumbuhan yang termasuk keluarga Rutaceae ini dapat hidup mulai dataran rendah hingga dataran tinggi (400 m dpl). Variasi morfologinya sangat luas. Yang biasa dijadikan tanaman pagar adalah varietas yang berdaun kecil dan lebat.
Secara keseluruhan, kemuning merupakan tanaman semak bercabang banyak, dengan tinggi 3-8 meter. Batangnya keras, beralur, dan tidak berduri.
Sedangkan daunnya majemuk, bersirip ganjil, dengan anak daun 3 - 9, dan letak berseling. Helaian anak daun bertangkai, berbentuk bulat telur sungsang atau jorong, dengan ujung dan pangkal runcing, tepi rata atau agak beringgit.
Panjang daun 2 - 7 cm, lebar 1 - 3 cm, berwarna hijau, dengan permukaan licin, dan mengkilap. Jika daun ini diremas, Anda tidak akan membaui apapun.
Sementara bunganya majemuk, berbentuk tandan (1-8), berwarna putih, dan mengeluarkan aroma wangi. Bunga akan keluar dari ketiak daun atau ujung ranting.
Kelak, bunga ini akan berkembang menjadi buah buni yang berdaging, berbentuk oval atau bulat-panjang, dengan panjang 8-12 mm. Jika masih muda, buah berwarna hijau. Setelah tua berwarna merah mengkilap dan di dalamnya berbiji dua.
Produk Herbal
Adapun bagian tanaman yang bisa dimanfaatkan sebagai tanaman obat adalah daun, ranting, serta akar. Bahkan kulit batangnya pun bisa dimanfaatkan untuk pengobatan.
Daun kemuning mengandung cadinene, methyl-anthranilate, bisabolene, P-earyophyllene, dan geraniol. Selain itu, juga mengandung carene-3, eugenol, citronellol, methyl-salicylate, s-guaiazulene, osthole, tanin, paniculatin, dan coumurrayin.
Sedangkan kulit batang mengandung mexotioin dan 5-7-dimethoxy-8-(2,3-dihydroxyisopentyl) coumarin.
Karena kandungannya, kemuning memiliki khasiat sebagai pemati rasa (anestesia), penenang (sedatif), antiradang, antirematik, antitiroid, penghilang bengkak, pelancar peredaran darah, dan penghalus kulit.
Daun dan rantingnya dapat digunakan untuk mengatasi radang buah zakar, bronkitis, keputihan, kencing nanah, haid tidak teratur, infeksi saluran kencing, kegemukan, nyeri pada tukak, sakit gigi, dan kulit kasar.
Sedangkan akarnya dapat dimanfaatkan untuk menyembuhkan memar akibat benturan / terpukul, rematik, keseleo, digigit serangga dan bisa ular, bisul, eksim, dan koreng.
Kulit batangnya juga berguna untuk mengatasi sakit gigi, nyeri akibat luka terbuka pada kulit atau selaput lendir.
Kini banyak pula produk herbal kemuning yang dipasarkan di supermarket. Mengingat banyak khasiatnya untuk kesehatan dan perawatan kecantikan, produknya pun bervariasi.
Misalnya herbal untuk lulur tradisional, mandi rempah spa, garam mandi, ratus bakar, ratus kering, ratus rebus, dan minyak aroma terapi. Ada juga produsen yang mengolah daunnya menjadi teh kemuning.
Bukan hanya itu, sebagai pengembangan terhadap potensinya sebagai tanaman hias, kini kemuning juga mulai dibonsaikan. Hasilnya tak kalah dari jenis tanaman lain yang kerap dibonsai, seperti beringin. Hebat bukan? 
Sumber : Suara Merdeka Cetak. 2009.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar