Anggrek hitam semakin sulit ditemukan di habitat aslinya sehingga diperlukan upaya untuk melestarikan tanaman asli Kalimantan itu. Di Murutuwu, hutan anggrek hitam dengan luas sekitar 10 hektar tetap dipertahankan warga dan berpotensi untuk dijadikan tempat tujuan wisata.
Sepasang Anggrek Macan berusia 10 tahun milik Walji, warga Desa Tepian Makmur Kecamatan Rantau Pulung Kabupaten Kutai Timur Kalimantan Timur berhasil terjual seharga Rp 100 Juta.
Dengan tinggi sekitar satu meter memiliki warna kekuning-kuningan, kombinasi warna bunga kuning bintik-bintik coklat dan ungu, jenis anggrek Macan ini juga tergolong jenis anggrek langka, selain anggrek hitam.
Menurut Walji, anggrek miliknya sudah memiliki anak atau cabang mencapai puluhan batang, yang tumbuh disekitar pohon angrek dan tingginya rata-rata satu meter lebih dan sudah berbunga bagus dan indah secara rutin.
"Angrek saya dua pohon, masing-masing berusia 6 dan 10 tahun dijual Rp 100 juta, terawat bagus didalam pot ukuran besar sudah menjadi tontonan warga sekitar maupun ketika saya ikutkan dalam pameran," kata Walji, Selasa (12/3/2013).
Harga anggrek macan Walji memang mahal, karena proses mendapatkannnya juga tidak mudah. Selain itu, perawatan anggrek tersebut juga dilakukan cukup lama dengan biaya yang tidak sedikit pula. "Untuk merawat agar menjadi anggrek menarik itu butuh biaya dan penuh kesabaran," katanya.
Menurut penuturan Walji, anggrek macan tersebut didapatkan di dalam hutan sepuluh tahun lalu, saat ia sedang memancing ikan di danau. Awalnya anggrek Walji tidak besar, namun kesabarannya dalam merawat anggrek tersebut menjadikan tumbuh besar dan berbunga indah. "Saya rawat secara rutin dengan menggunakan pupuk dan obat-obatan," katanya.
Sebenarnya, Walji tidak berniat menjual sepasang anggrek tersebut. Bahkan, kata Walji, pernah ada yang menawar seharga Rp 50 juta. Tapi saat itu, ia tidak ingin melepas. "Saya katakan anggrek ini tidak akan saya lepas jika harganya dibawah Rp 100 juta, dan harus dibeli sepasang. Kalau dijual satu-satu, kasihan," katanya.
Karena ukuran anggrek tersebut cukup besar, saat akan mengikuti pameran butuh beberapa orang untuk memindahkan dan harus diangkut menggunakan mobil terbuka, agar tidak rusak.
"Anggrek tersebut sudah sering kali saya pamerkan dalam acara-acara pameran atau expo di Sangatta, dan selalu menjadi pusat perhatian pengunjung," katanya
sumber : KOMPAS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar